Tuchel Kecewa dengan Sikap Pemain Inggris Pasca Kemenangan Tipis atas Andorra


karebata.com

Pelatih timnas Inggris, Thomas Tuchel, masih menyuarakan kekecewaan walaupun pasukannya sukses meraih kemenangan tipis 1-0 melawan Andorra pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 grup K zona Eropa yang berlangsung di Stadion RCDE, Minggu dini hari waktu Indonesia.

Pada konferensi pers setelah pertandingan tersebut, Tuchel—yang telah dipandang sebagai juru taktik yang ketat dan memiliki disiplin tinggi selama menangani Borussia Dortmund, PSG, sampai Chelsea—mengkritisi keras perilaku timnya menjelang akhir permainan.

Saya sangat cemas tentang 20 menit terakhir karena saya tak menyukai cara mereka bertindak ketika mencoba menyelesaikan permainan,” ujar Tuchel seperti dilansir BBC. “Sikap tersebut membuatku merasa kecewa karena kurang adanya kesadaran pentingnya situasi, dan hal ini sama sekali tidak cocok untuk kondisi tertentu.

Tuchel menggarisbawahi pentingnya melihat semua pertandingan kualifikasi Piala Dunia dengan serius, tidak peduli tim mana yang menjadi lawan. Menurut dia, The Three Lions kurang berhasil dalam menjaga tingkat kecepatan dan ketatness sepanjang permainan sampai wasit membunyikan tiupan final.

Besok kita akan menyampaikan kepada mereka (para pemain) tentang apa yang kami harapkan.

Tuchel, yang ditunjuk menjadi pelatih Inggris di awal tahun 2025 setelah menggantikan Gareth Southgate, memberi harapan kepada masyarakat Inggeris akan adanya gaya bermain yang lebih agresif dan kontemporer. Akan tetapi, pertandingan dengan Andorra ini mencerminkan bahwa pekerjaan dalam merombak sikap tim masih belum rampung.

Walaupun menguasai bola sebesar 83%, timnas Inggris masih kesulitan untuk memecah lini belakang Andorra yang tampil sangat terorganisir dengan baik. Satu-satunya gol dalam pertandingan ini berhasil diciptakan oleh kapten mereka, Harry Kane, lewat tendangan kepala menjawab umpan dari Noni Madueke di menit kelima puluh. Akan tetapi, setelah gol itu, Inggris kurang mampu membuat banyak peluang jelas lagi.

Teriakan ketidakpuasan terdengar setelah akhir paruh pertama dan suara tersebut muncul lagi di penghujung permainan. Hal ini merupakan poin penting untuk Tuchel, seorang pelatih yang dikenal sangat perfeksionis serta tidak ragu-ragu dalam memberikan evaluasi publik kepada para pemainnya.

“Kami merintis awal yang solid selama 20-25 menit pertama. Kami menghasilkan beberapa kesempatan, namun setelah itu hilang fokusnya. Pada paruh kedua, kami berhasil bangkit kembali, tetapi sekali lagi kurang memiliki rasa mendesak,” tambah Tuchel.

Kini Inggris menduduki posisi teratas grup K dengan total sembilan poin dari ketiga pertandingannya. Setelah itu, mereka akan menghadapi Senegal dalam sebuah pertandingan persahabatan di Stadion City Ground, Nottingham, pada hari Selasa (10/6). Tuchel berharap bahwa laga tersebut dapat membantu bangkitnya karakter tim.

Sebagai pelatih yang berhasil mengantarkan Chelsea meraih gelar Liga Champions pada tahun 2021, Tuchel tidak hanya diharapkan memberikan hasil positif, tapi juga menciptakan ulang jati diri sepak bola Inggris. Bahkan saat berhadapan dengan tim-tim sekelas Andorra, ia tetap menekankan pentingnya serius dan dedikasi dalam setiap pertandingan. ***

Exit mobile version