Pada pertandingan Malaysia Masters 2025, kekalahan tim gabungan China, Guo Xin Wa/Chen Fang Hui, oleh pasangan pemain Indonesia mengindikasikan ketidakstabilan performa mereka sejak memperoleh gelar juara di All England Open 2025.
Sepertinya gelar juara All England terlalu berat untuk ditopang oleh Guo/Chen setelah memperolehnya pada Maret 2025 yang lalu.
Juara bergengsi tersebut seharusnya mendorong pasangan ganda campuran peringkat enam dunia ini untuk meraih trofi tambahan.
Setelah mengalami pembongkaran dan pengaturan berkali-kali selama tahun lalu, pasangan Gup dan Chen telah mulai membentuk gaya bermain yang cukup menjanjikan untuk menjadi suksesor dari Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong.
Namun, kenyataan di lapangan mengungkap hal yang berbeda.
Guo/Chen malah merasa terbatas oleh gelar besar tersebut ketika permainan mereka sebenarnya telah menjadi serasi dan berkembang.
Hasil laga putaran kedua Malaysia Masters 2025 yang terjadi pada Kamis (22/5/2025) membuktikan sekali lagi bahwa tim tersebut masih menunjukkan ketidakkonsistensian.
Guo/Chen tiba-tiba menjadi unggulan keempat namun gagal melawan ganda campuran asal Indonesia, Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang bukan unggulan.
Sejak awal pertandingan, Guo/Chen seolah telah kehilangan konsentrasi dan bingung tentang strategi yang harus dijalankan.
Sempat ada gangguan atap bocor, tetapi yang lebih terganggu sebetulnya justru Dejan/Fadia. Pasalnya, lapangan yang terus terkena tetesan air sedang digunakan pihak wakil Merah Putih di gim pertama.
Namun Guo/Chen seperti sudah gugup duluan, berulang kali antisipasi mereka tak nyaman menghadapi pukulan silang Dejan/Fadia.
Bahkan ketika kesempatan memaksa rubber game datang dengan keunggulan 8-2 sampai 20-16, Guo/Chen juga gagal memanfaatkan peluang itu.
Sebaliknya, Dejan/Fadia yang tampil gemilang dengan pertahanan kuat di momen penting, berhasil mempertahankan fokus mereka secara sempurna dan mengambil alih kendali permainan.
Guo/Chen menyerah dengan skor 15-21, 22-24 dan terpaksa mengakhiri pertandingan lebih awal di turnamen BWF World Tour Super 500 tersebut.
Kegagalan mereka semakin memperburuk citra dari campuran kekuatan China, bagian paling dominan dan kuat dalam kompetisi saat ini.
Lebih lanjut, ini merupakan kali kedua mereka mengalami kekalahannya dalam dua pekan berturut-turut karena dikalahkan oleh pasangan ganda campuran asal Indonesia.
Tidak diketahui rahasia apa yang dimiliki Rionny Mainaky untuk memanfaatkan kelemahan Guo yang kidal serta Chen yang kanan tangan sebagai kaki kurang lincah, namun kedua muridnya berhasil menumbangkan pasangan pemain asal China itu.
Bila minggu ini pelaku-pelakunya adalah Dejan dan Fadia, maka seminggu sebelumnya yang menjadi pelaku adalah Amri Syahnawi serta Nita Violina Marwah.
Amri dan Nita mencatat prestasi luar biasa saat menghadapi Guo dan Chen di babak 16 besar turnamen Thailand Open 2025.
Dalam pertandingan itu, Guo/Chen pun turut berjuang keras melawan Amri/Nita yang posisinya saat itu masih tertempat di sekitar urutan ke-40 tingkat global.
Meskipun memenangkan game pertama, unggulan dari Negeri Tirai Bambu tersebut mengalami balasan kekalahan dengan skor 21-19, 14-21, 19-21.
Sejak memenangkan gelar All England Open 2025, Guo/Chen belum mampu meraih kembali posisi tertinggi di turnamen.
Mereka justru selalu tersingkir di babak awal alias menderita early exit dalam empat turnamen yang diikuti.
Di luar kekalahan di turnamen Thailand Open dan Malaysia Masters pada tahun 2025, sebelumnya mereka juga tersingkir lebih awal di Swiss Open 2025 setelah dikalahkan oleh pasangan Zhu Yi Jun/Zhang Chi, serta dalam Kejuaraan Asia 2025 yang dimenangkan oleh Ye Hong Wei/Nicole Gonzalez Chan.