Gunung Api Lewotobi Laki-laki Siap untuk Eksplod, Penjelasan Resmi dari Badan Geologi

AA1DhNwH


JAKARTA, karebata.com

Badan Geologi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menginformasikan bahwa adanya materi lava yang muncul di bagian bawah kawah Gunung Lewotobi Laki-laki, di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada hari Selasa tanggal 20 Mei 2025 memiliki potensi untuk menimbulkan letusan dengan karakteristik ledakan.

Hasil tersebut didapatkan dari pengamatan visual secara langsung serta perekaman gelombang harmonik selama lima jam pada hari Senin (19/5/2025). Hal ini mengindikasikan adanya aliran magma mendekati permukaan bumi.

“Di tahap ini, memindahkan bahan-bahan kulit kubah lavanya di dalam kaldera membutuhkan tenaga besar. Erupsinya mungkin bersifat eksplosif,” kata kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, sebagaimana dikutip dari
Antara
.

Selama 18 jam terhitung mulai Senin pukul 18.00 WITA sampai Selasa tengah hari, telah dicatat beberapa kali erupsi dengan kolom api mencapai ketinggian 1.000 hingga 4.000 meter dari puncak gunung tersebut.

Suara dentuman keras dan gemuruh terdengar jelas dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi.

Data seismik mencatat:

  • 7 kali gempa letusan
  • 10 kali gempa hembusan
  • 10 kali gempa harmonik
  • 1 gempa frekuensi rendah
  • 2 gempa vulkanik dalam
  • 2 gempa tektonik

Badan Geologi menegaskan, meskipun terjadi penurunan tren kegempaan, keberadaan gempa vulkanik dalam menandakan aktivitas magmatik masih berlangsung. Status gunung tetap berada pada Level IV (Awas).

Warga diimbau tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi dan 7 kilometer ke arah barat-timur laut.

Masyarakat dianjurkan untuk tetap waspada menghadapi banjir lahar jika hujan lebat turun, khususnya di sepanjang aliran sungai yang bermuara dari puncak gunung seperti Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, dan Nurabelen.

“Warga yang terkena dampak hujan abu disarankan memakai masker atau tutup hidung dan mulut guna melindungi jalur pernafasan,” kata Wafid.

Per Maret 2025, data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.841 jiwa masih berada di pengungsian, menurun dari sebelumnya 4.838 jiwa yang terdampak erupsi besar pada November 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *