Gubernur Lemhanas Sindir Ide Dedi Mulyadi: Kirim Anak Nakal ke Barak Justru Noda Citra Militer


PIKIRAN RAKYAT

– Ace Hasan Syadzily, Gubernur Lemhannas ikut memberikan tanggapannya terhadap keputusan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mengirim remaja bermasalah ke barak militer. Pendapat tersebut mendapatkan berbagai respons baik positif maupun negatif.

Dia mengatakan bahwa kebijakan Dedi Mulyadi justru mencemarkan reputasi militer Indonesia.

“Harap jangan ada stigma yang mengatakan jika seseorang berperilaku buruk maka akan dimasukkan ke barak militer,” katanya saat memberikan keterangan pada acara Syukuran dan Orasi Kebangsaan Ulang Tahun Ke-60 Lembaga Manajemen Pertahanan Nasional Republik Indonesia, hari Selasa tanggal 20 Mei 2025.

Oleh karena itu, barak pada dasarnya tidak dibuat untuk menampung anak-anak yang bandel. Sebalinya, ia diciptakan guna mengasah rasa kepercayaan diri, semangat nasionalisme, serta kemahiran memimpin. Oleh sebab itu, gambaran lembaga tersebut harus dipertimbangkan dengan baik.

Oleh karena itu, Ace menginginkan ide tersebut dievaluasi dengan cara yang lebih matang. Dia berpendapat bahwa masalah remaja problematik harus diperhatikan secara menyeluruh. Selain itu, ia tidak setuju jika para remaja pengacau langsung dimasukkan ke dalam barak.

“Contohnya, tidak bisa begitu jika ada orang atau anak-anak yang memiliki masalah kemudian langsung dimasukkan ke militer,” katanya.

Lebih baik daripada memasukkan mereka ke dalam barak, dia berpendapat bahwa sebaiknya anak-anak yang bandel diberi pendidikan di lembaga lain. Lembaga-lembaga itu antara lain adalah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA).

Pelaksanaan Kebijakan

Mulai tanggal 2 Mei 2025, sebanyak 272 pelajar dari 106 institusi pendidikan yang tersebar di Jawa Barat sudah terlibat dalam kegiatan ini. Para peserta datang dari berbagai latar belakang sekolah termasuk 6 SMA, 15 SMK swasta, 53 SMA negeri, serta 32 SMK negeri.

Pelaksanaan pendidikan ini bertahan sebulan penuh. Individu-individu tersebut diduga terlibat dalam peristiwa pembakaran oleh pemuda. Sebagian dari mereka melakukan pertarungan jalanan, merokok, minum-minuman keras, balap mobil ilegal, memasang muffler bising, serta mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Tempat pembelajaran terdapat di dua lokasi yaitu, Barak Militer Regimen 1 Shira Yudha Purwakarta dan Depo Pendidikan Bela Negara Rindam III Siliwangi Cikole Kabupaten Bandung Barat.

Sementara itu, Gubernur yang berpasangan dengan Wagub Erwan Setiawan ini mengungkapkan bahwa permasalahan anak nakal tak bisa selalu diselesaikan oleh keluarga, sekolah, dan peradilan anak.

Karenanya, Dedi Mulyadi menilai perlu untuk bekerja sama dengan TNI. Menurutnya, institusi ini berpengalaman mendidik aparat militer maupun kalangan sipil.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *