China Pangkas Suku Bunga Acuan Kredit Imbas Perang Dagang, Terendah Sejak 2019

AA1r60CJ

Bank Sentral China yang bernama People’s Bank of China (PBOC) telah mengurangi tingkat suku bunganya untuk kredit utama pada bulan Juli 2023, yang merupakan kali pertamanya sejak Oktober 2024. Keputusan ini diambil sebagai langkah guna melindungi perekonomian negara dari efek samping perang perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari
Reuters
, Rabu (21/5), PBOC menyatakan bahwa tingkat suku bunga patokan untuk kredit satu tahun sudah ditekenakan penurunan 10 point basis hingga mencapai 3,0%, sedangkan LPR jangka waktu lima tahun direduksi sebanyak itu menjadi 3,5%.

Pada saat ini, kebanyakan pinjaman baru serta yang sudah ada di China mengacu pada tingkat LPR untuk jangka waktu satu tahun. Tingkat bunganya kedua jenis pinjaman itu kini sedang berada di posisi terrendahnya sejak tahun 2019.

Marco Sun, yang merupakan kepala analis pasar keuangan di MUFG Bank, menyebut bahwa penurunan tingkat suku bunga bertujuan untuk mendorong pemberian kredit dan memacu pengeluaran.

“Sementara itu, bank sentral diperkirakan akan mengadopsi sikap menunggu dan melihat selama beberapa bulan ke depan, kecuali jika ancaman geopolitik luar negeri memburuk dengan sangat signifikan sehingga meredam peluang yang ada untuk stabilitas perekonomian,” jelas Sun.

Penurunan tingkat bunga pada kredit ini juga diberlakukan sesaat setelah kelima bank milik negara terbesar di China mengurangi tingkat bunga simpanan mereka. Bank-bank itu merendahkan tingkat bunga simpanan antara 5 hingga 25 pips untuk berbagai jangka waktu.

Penurunan tingkat suku bunga tersebut mendapatkan sambutan positif di kalangan pasar saham. Saham sektor perbankan mengalami kenaikan halus setelah pengumuman terkait suku bunga, dengan Indeks Bank CSI (.CSI399986) bertambah 0,3 persen.

Penurunan tingkat suku bunga itu menjadi bagian dari serangkaian langkah yang dikeluarkan oleh Gubernur PBOC Pan Gongsheng dan para pengawas keuangan lainnya sebelum pertemuan antara China dan Amerika Serikat di Jenewa akhir pekan lalu, yang menghasilkan penurunan tensi dalam perselisihan perdagangan mereka.

Bank-bank investasi internasional meningkatkan prediksinya tentang pertumbuhan perekonomin China pada tahun ini usai kesepakatan untuk menghentikan sementara bea masuk selama periode 90 hari di antara China dan Amerika Serikat, walaupun masih ada keragu-raguan berkaitan dengan pembicaraan dagang kedua negara tersebut.

“Saat ini kami tetap yakin bahwa akan amat susah bagi Beijing untuk mewujudkan sasaran pertumbuhan kira-kira 5% kecuali mereka mengeluarkan paket stimulasi yang benar-benar signifikan,” ungkap Ting Lu, mantan Kepala Ekonom China di Nomura.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *