Bos Garuda Indonesia (GIAA) Tanggapi Isu Suntikan Modal Danantara

AA1FaxuB


karebata.com

, JAKARTA — Pada hari ini, Direktur Utama dari PT GarUDA IndoneSia (Persero) Tbk. atau GIAA, yaitu WamilDan tsAni, memberikan komentarnya setelah ada spekulasi bahwa DInas akan menambah modal ke perusahaan penerbangan milik negara tersebut.

Wamildan, dalam suratnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), mengungkapkan bahwa segala pertanyaan tentang tindakan korporasi yang mencakup Danantara Indonesia adalah tanggung jawab eksklusif dari para pemilik saham serta stakeholder lainnya.

“Merespons laporan tentang proses akuisisi yang dilakukan perusahaan terhadap Garuda Indonesia oleh
Danantara
Indonesia, yang bisa kami sampaikan adalah bahwa dalam hal kebijakan dan strategi terkait tindakan korporat tersebut, otoritas lengkap ada di tangan para pemegang saham,” katanya seperti dilaporkan Rabu (21/5/2025).

Ia menyebutkan bahwa Garuda Indonesia pada masa kini terus berkomunikasi secara rutin dengan pemerintah serta stakeholder lainnya guna memverifikasi apakah kebijakan strategis perusahaannya masih sesuai dengan sasaran performanya yang sudah diatur.

Garuda Indonesia secara rutin bekerja sama dengan pemerintah serta stakeholder yang terlibat, sembari tetap fokus pada tujuan untuk menjamin operasional perusahaannya.
on the track
sebagaimana ditetapkan dalam strategi kinerja,” katanya.

Sebaliknya, Wamildan mengkonfirmasi bahwa tak ada data atau insiden signifikan lain yang bisa berpengaruh pada kelanjutan bisnis ataupun nilai saham perusahaan tersebut.

Dalam pemberitaan
karebata.com
Sebelumnya, Danantara dilaporkan sedang menyelidiki opsi partisipasi dalam bentuk investasi di GIAA. Berdasarkan laporannya,
Bloomberg
Menurut informasi dari pihak yang mengerti tentangrencana ini, diskusi saat ini masih dalam tahap permulaan dan belum ada keputusan akhir. Jumlah dana investasi pun masih menjadi bagian dari perbincangan.

Maskapai Garuda Indonesia terkenal menghadapi beban finansial yang signifikan. Perusahaan peluncur antariksa milik negara tersebut merugi di tahun 2024, meskipun sebelumnya telah meraup untung untuk dua tahun berturutan pasca pandemi.

Pada kuartal pertama 2025, perusahaan mencatat kerugian bersih sebesar US$76,48 juta yang ditanggung oleh pemegang entitas utamanya. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan kerugian pada periode setahun sebelumnya yaitu US$87,03 jute.

Penurunan beban kerugian GIAA diperkuat oleh pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 1,62% year-on-year (
year on year
(YoY) mencapai US$723,56 juta atau setara denganRp12,01 triliun, naik dari US$711,98 juta atau sekitar Rp11,82 triliun di kuarter pertama tahun 2024.

Toto Pranoto, Asisten Direktur Grup Penelitian Badan Usaha Milik Negara di Kelompok Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), menjelaskan bahwa situasi GIAA pada masa kini tetap sangat menimbulkan kecemasan.

Salah satu tanda-tandanya adalah beberapa pesawat yang tak bisa digunakan karena terkendala oleh batasan anggaran pemeliharaannya. Meski demikian, ia meyakini bahwa Danantara masih memiliki kesempatan untuk menyuntikkan modal ke perusahaan tersebut.

“Danantara dapat menangani permasalahan Garuda. Dana bagi Danantara dalam rangka aksi korporasi tersebut mungkin berasal dari dividennya tahun buku 2024 yang telah ditransfer oleh mayoritas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Danantara,” jelas Toto kepada
Bisnis
, Senin (19/5/2025).

Perlu dicatat bahwa dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah Indonesia sudah menyerahkan 65% saham miliknya di Garuda Indonesia ke Danatama mulai bulan Maret tahun 2025.

____________________


Disclaimer

Berita ini bukan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Semua pilihan investasi adalah tanggung jawab pembaca. karebata.com tidak akan bertanggung jawab atas kerugian ataupun keuntungan yang terjadi karena keputusan investasi Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *